ARIECYBER |ROKAN HILIR – Kasus dugaan perselingkuhan yang menyeret dua Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menjadi sorotan publik. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Team Operasional Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia (TOPAN RI) Rohil, Yusaf hari Purnomo atau yang dikenal dengan sapaan Arie Black, angkat bicara dan menuntut agar kasus ini diusut tuntas oleh penegak hukum.
Menurut Arie Black, perilaku yang diduga dilakukan dua ASN tersebut bukan hanya mencoreng nama baik keluarga, tetapi juga merusak marwah aparatur negara. Ia menilai perbuatan tersebut harus diproses hukum dan tidak bisa hanya diselesaikan secara internal.
“Ini bukan sekadar pelanggaran moral rumah tangga, tapi juga pelanggaran etik ASN yang harus mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku. Mereka adalah abdi negara, seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat, bukan malah membuat aib di depan publik,” tegas Arie Black kepada awak media, Sabtu (27/9).
Ari menegaskan bahwa TOPAN RI Rohil akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas. Ia mendesak aparat kepolisian agar bekerja profesional, transparan, dan tidak ada pihak yang mencoba melindungi kedua ASN tersebut.
“Kami minta polisi usut sampai tuntas. Jangan ada intervensi atau upaya melindungi siapa pun. Publik berhak tahu kebenarannya. Kalau terbukti, harus ada konsekuensi hukum dan sanksi disiplin ASN sesuai PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS,” ujarnya.
Ari juga menegaskan jangan sampai kasus ini dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi preseden buruk bagi ASN lain. Ini juga soal kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah. Kalau dibiarkan, wibawa dan integritas ASN akan hancur,” kata Arie Black
Kasus ini mencuat setelah salah satu ASN perempuan berinisial V dilaporkan ke Polisi oleh suaminya sendiri. V digerebek bersama seorang laki-laki yang juga ASN Eselon III inisial AN di sebuah hotel di Pekanbaru pada Sabtu (27/9) dini hari.
Arie menegaskan, TOPAN RI Rohil akan memastikan kasus ini tidak berhenti di tengah jalan. “Kami akan kawal sampai ada kepastian hukum. Jangan sampai publik kecewa karena kasus seperti ini sering kali hilang tanpa kejelasan,” pungkasnya.
Penulis : Zulfan A Dahlan
